Jumat, 17 Desember 2010

Pajak Warteg Akan Lemahkan Semangat Wirausaha

JAKARTA - Wacana pemberlakuan pajak 10 persen pemrov DKI bagi rumah makan atau warung Tegal yang memiliki omset di atas Rp60 juta per tahun kian memicu reaksi dari berbagai elemen masyarakat.

Aktivis Petisi 28 Adhie Massardi mengatakan, setidaknya perlu dilakukan pengkajian lebih detail terkait pajak wirausaha kecil menengah ini.

"Saat ini Pemerintah pusat sedang mengalakkan wirausaha mandiri bagi generasi muda. Baru saja mulai berwirausaha, berkembang, sudah dikenakan pajak," kata Adhie saat dihubungi okezone, Jakarta, Minggu (05/12/2010).

Tentu saja kebijakan ini bukan menggairahkan wirausaha kecil, namun sebaliknya tidak akan mengairahkan semangat berwirausaha. Lainnya, kenaikan pajak 10 persen akan berdampak kepada kenaikan harga.
http://news.okezone.com/read/2010/12/05/338/400294/pajak-warteg-akan-lemahkan-semangat-wirausaha

Spirit Warteg dan Kultur Wirausaha Tegal

Spirit Warteg dan Kultur Wirausaha Tegal

Kuliner saat ini tidak lagi dianggap sebagai persoalan makan dan pemenuhan kebutuhan subsistensi dasar belaka semenjak Bondan Winarno menjadi host Wisata Kuliner di Trans TV beberapa tahun lalu. Kuliner telah naik kelas menjadi satu ‘disiplin ilmu’ dan ‘layak’ didiskusikan secara ilmiah. Kuliner kemudian dikenal publik sebagai karya yang direproduksi dari tradisi, sistem nilai, dan budaya yang panjang. Begitu juga ketika kita hendak membincangkan Warteg. Warteg, sebagaimana Rumah Makan Padang, Lapo (Lepau) Tuak Medan, Lesehan Jawa (Sunda, Yogyakarta atau Solo), Warung Kopi, Warung Bubur Kacang Hijau (Burjo) atau Kedai sejatinya merupakan manifestasi dari budaya yang terangkum dalam tradisi kuliner.

Karakteristik

Hampir setiap kita pernah mendengar idiom Warteg, melihat ujud Warteg, sampai menjadi pelanggannya. Namun ketika ditanya bagaimana karakteristik Warteg, kiranya tak banyak dari kita yang mampu menjawabnya secara memuaskan. Realitas ini mengindikasikan bahwa karakteristik Warteg merupakan ‘sesuatu yang ilmiah’, yang dapat diidentifikasi menurut metodologi riset seperti observasi, studi literatur hingga interview mendalam.

Sejarah Warteg dapat dilacak menurut beberapa versi. Sejauh ini, sebagian besar kalangan percaya Warteg bermula sejak tahun 1950-an hinggan 1960-an. Saat itu pembangunan infrastruktur di ibukota demikian pesat. Sejumlah proyek dikerjakan, yang menimbulkan efek berganda (multiplier effect) sejumlah pekerja (tukang dan kuli) yang cukup banyak. Pekerja bangunan ini umumnya mendirikan bedeng-bedeng sementara di lokasi proyek. Selain tempat tinggal, pekerja ini membutuhkan konsumsi yang dapat dijangkau koceknya: murah, dan banyak.

Peluang ini rupanya dibaca secara kreatif oleh warga Tegal. Kelompok imigran asal Tegal di ibukota mulai menyediakan layanan kuliner di lokasi proyek. Mereka mampu menjual produk yang murah dan banyak, yang kemudian menjadi satu stereotip Warteg yang dikenal publik hingga hari ini. Realitas ini kemudian menjadikan stereotip awal Warteg: berada di sekitar lokasi proyek, dibuat dari bahan-bahan semi permanen seperti halnya bedeng pekerja proyek, bersifat musiman mengikuti periodisasi pengerjaan proyek, dikerjakan oleh 3-5 pekerja boro yang umumnya laki-laki.

Versi kedua merunut rentang historis yang lebih panjang lagi. Bermula dari setting gegeran Mataram-Batavia antara Sultan Agung dan VOC. Saat itu Tegal sebagai wilayah perbatasan Mataram dengan Cirebon, dan Batavia. Sudah diingat publik dalam pelajaran sejarah bahwa Sultan Agung dua kali menyerang Batavia secara besar-besaran, berturut-turut tahun 1628 dan 1629. Untuk kepentingan penyerangan ini, Sultan Agung memerintahkan pembukaan lahan sawah di wilayah Indramayu, Karawang dan sekitarnya, untuk menjamin ketersediaan logistik pasukan yang akan bertempur. Sultan Agung bahkan sampai mengerahkan kawula Mataram untuk menjadi petani di Indramayu dan sekitarnya (Mangunwijaya, 2007). Bupati Tegal kala itu, Tumenggung Martoloyo ditunjuk sebagai senapati panglima perang, sekaligus menyiapkan ubo rampe peperangan, termasuk penyediaan logistik. Meski belum ada bukti otentik, kuat dugaan Martoloyo mengerahkan warga Tegal menjadi petani yang menyiapkan lahan di Indramayu, hingga menjadi juru masak pasukan di Batavia. Hingga saat ini, realitas yang tercatat dalam sejarah memang hanya pengerahan warga Tegal sebagai prajurit penggempur VOC di Batavia (Kustomo, 2004).

Bangunan Warteg saat ini umumnya tidak lagi berbentuk bedeng darurat. Banyak bangunan Warteg dibuat semi permanen atau permanen. Ciri umum yang masih melekat adalah luas Warteg yang umumnya sempit sekira 15-20 M, serta bercat biru dan berada di lokasi yang ramai. Sajian yang disuguhkan umumnya terdiri dari banyak ragam sayur dan lauk, namun tak seperti Rumah Makan Padang yang populer dengan lauk rendang, dan sambal balado sajian Warteg tak ada yang spesifik pasti ada pada setiap Warteg (Juanda, 2004).

Ekspansi Bisnis

Meski bisnis Warteg telah mengubah wajah banyak desa di Tegal, namun hingga saat ini ekspansi bisnis Warteg masih identik dengan warung sempit yang menyebar di pinggiran ibukota. Berbeda dengan sejawatnya Rumah Makan Padang yang telah merambah hingga ke mall dan pusat-pusat perbelanjaan modern. Citra ‘warung pinggir jalan’ bagi Warteg bisa bermakna penguatan citra sebagai makanan yang murah-meriah sekaligus memelihara tradisi Warteg yang memang tumbuh dari pinggiran. Namun bagi kepentingan bisnis, citra semacam ini tentu tidak strategis. Pada banyak rumah makan berkelas, soal makan seringkali hanya soal kemasan ketika pengusaha rumah makan menyulap warungnya sekaligus menjadi lokasi rehat yang menarik. Instrumen-instrumen bantu seumpama kolam, warung apung, sawah buatan, tampilan warung alami atau sebaliknya modern dengan pendingin udara, adalah kiat untuk memperluas pasar.

Realitas ini semestinya dijawab oleh pengusaha Warteg untuk bersaing merebut konsumen menengah atas. Pengusaha Warteg, atau Koperasi Warung Tegal (Kowarteg) sebagai organisasi pengusaha Warteg perlu membuka peluang baru mencitrakan Warteg sebagai seni kulinari, tak sekedar semata-mata soal makan. Sudah saatnya Warteg muncul dengan kemasan baru di mall, pusat perbelanjaan, restoran-restoran alam, bahkan jaringan waralaba.

Manajemen Wirausaha "CLOTHING"..

MEMBUAT CLOTHING

T-shirt merupakan salah satu model pakaian yang sangat digemari masyarakat umum baik muda maupun tua. Di Surabaya sendiri pun banyak produk-produk clothing yang dijual di distro-distro pada umumnya.

Tetapi Surabaya belum cukup menarik perhatian masyarakat Indonesia yang mengenal Jogja dan Bali dengan berbagai t-shirt dengan kata-kata kreatif yang mengundang senyum dan tawa. Atau Bandung dikenal dengan paris van javayang setiap bulan bermunculan distro, butik atau FO yang menarik konsumen/wisatawan dari kota lain.

Disini kami akan mempublikasi tentang kebutuhan membuat dan memasarkan produk cloting buatan sendiri.

KEBUTUHAN
Kebutuhan-kebutuhan yang harus dimiliki agar dapat menjual produk clothing, ialah:

1. Label

Merk / identitas produk yang biasanya ditempatkan di bagian leher dalam belakang atau sisi samping luar t-shirt.

Harga sekitar Rp. 1500 per lusin, min. pemesanan 100 lusin

Rincian label dapat berupa logo atau desian dan ukuran t-shirt.

Label dapat dijahit atau disablon di bagian belakang leher t-shirt dan di samping bawah t-shirt atau di tempat lain sesuai selera

2. Tag dan tag gun

Tag di pakai untuk asesoris brand t-shirt yang menyampaikan info produk seperti harga, kode, ukuran, serta identitas produk atau contact person produsen. Design tag disesuaikan dengan tema & identitas produk.

Tag dipasang dengan tag gun bersama dengan tag pinnya. Untuk mendapatkannya, kita dapat membeli di toko buku dengan harga sekitar Rp. 50.000 dan tag pinnya sekitar 20 ribu /dozen.

3. Kain

Kain untuk bahan t-shirt bermacam-macam, seperti katun 100 %: combat, cardet, Double Nit, single Nit yang sudah di campur polyester TC, PE, lacoste, dll. Untuk T-shirt berstandar distro biasanya memakai combat.

Untuk bahan bagian leher namanya adalah rib. Untuk menggabungkan dengan kain, seharusnya disesuaikan dengan bahan kain yang dipakai. Apabila mengunakan kain combat, rib yang dipakai juga combat. Untuk pilihan warna antara rib dan kain dapat berbeda atau sama, sesuai dengan selera masing-masing.

Pembelian rib dihitung /cm, karena 7 cm rib dapat dipakai untuk 4 t-shirt, atau menyesuaikan kain body yang dibuat. Kain katun combat dengan cardet hampir sama, tetapi di bagian dalam kain cardet sedikit lebih kasar. Kain PE biasanya dipakai untuk kaos partai Kain lacoste seperti kain POLO t-shirt yang mempunyai tekstur. Kain lacoste mempunyai type katun dan lacoste PE.

Untuk t-shirt berkrah juga butuh beli krahnya, krahnya juga tersedia untuk yang bahan katun ma bahan PE, krah yang bahan PE lebih lemes dari yang katun, klo yang katunnya kesannya lebih kaku. Krah bisa juga dibuat sama dengan bahan bodynya. Harga untuk krah katun sekitar 2500 per pcs, untuk jenis PE sekitar 1500 per pcs.

4. Design

Yang membedakan satu clothing dengan yang lainnya, selain bahan adalah desain. Sebaiknya, tema desain selalu dinamis dan mempunyai ciri tersendiri. Usahakan desain-desainnya vektor yang bukan images, karena akan menyulitkan pada sesi penyablonan.

Untuk mendesain gambar sablon seharusnya menggunakan Corel saja, sebab hasil corel lebih bagus pada saat dicetak. Usahakan menyeting desain sendiri untuk pembuatan film sablon. Dan apabila tidak bisa, dapat di oderkan di tempat setting. Tetapi harga setting-an ini relativ cukup mahal (extra cost)

Tutorial setting sederhana menggunakan corel :

Gabungkan semua object, klik satu object kemudian Shift + Select object yang lain atau select all kemudian tekan icon “Weld” yang muncul di bar atas.

Pisakan bentuk-bentuk yang memiliki warna berbeda pada design, print hitam tebal diatas kertas 60 Gram (seperti mengeprint pada kertas kalkir).

5. Sablon

Sebaiknya sablon dikerjakan sebelum kain dijahit atau sebelum t-shirt jadi, karena ada beberapa tempat sablon yang memang tidak bisa nyablon kaos jadi, apabila demikian kita juga dapat menyablonnya sendiri.

Seharusnya tahap yang dipakai dari kain potongan dahulu, karena akan membutuhkan screen yang lebih besar apabila membuat kaos jadi.

6. Bordir

Selain sablon juga ada alternatif desain kaos dengan bordir. Ada yang dibordir langsung di kain kaosnya, ada juga yang dibordir dulu di kain lain baru dijahit di t-shirt. Tapi kebanyakan yang memakai bordir, untuk kaos yang berkrah.

7. Jahit

Selesai disablon, kain dijahit. Jahit kaos sebenarnya lebih mudah daripada jahit baju dengan busana lainnya, tapi terkadang susah mencari ahlinya

Model kaos sangat bervariatif tergantung selera, untuk laki-laki biasanya tidak terlalu banyak modelnya, biasanyanya simple, tetapi bermain di warna rib saja dan berbeda pada warna reglan/lengan.

Bagian-bagian kaos ada bodi depan, bodi belakang, lengan, dan bagian lehernya yang disebut rib

Mesin jahit untuk t-shirt ada 3 :

~ Mesin jahit biasa untuk jahit pundak ma leher

~ Mesin jahit obras untuk bagian samping body dan sambungan lain

~ Mesin jahit overdeck untuk bagian lengan dan body bagian bawah

Untuk modifikasi model t-shirt perempuan pun juga bermacam-macam, tergantung selera.

Untuk kaos berkrah waktunya lebih lama karena membutuhkan jahit krah dan tempat kancingnya.

ASPEK PEMASARAN

A. Strategi Produk

Selain t-shirt, produk yang kami tawarkan terdiri dari celana, assesories, tas, dan sepatu. Kami menciptakan desain produk yang menarik dan menurut trend yang sesuai dengan selera masyarakat pada umumnya khususnya remaja.

B. Strategi Harga

Penetapan harga didasarkan atas target pasar kami yaitu kalangan menengah, sehingga range harganya berkisar antara:

Rp. 60.000 - Rp. 110.000 untuk kain Double Nit dan Combat.

Rp. 35.000 – Rp. 50.000 untuk kain dengan kualitas dibawah Combat.

Harga ini dianggap kompetitif dan terjangkau bagi target pasar kami.

C. Strategi Promosi

Promosi dapat dilakukan melalui dukungan dari teknologi informasi dan komunikasi seperi internet, mempromosikan ke teman, atau apabila mempunyai teman yang memiliki distro kita dapat menitipkannya, dll.

http://merchan51.blogspot.com/

Peluang Bisnis Toko Buku

Minat baca masyarakat akan buku, semakin meningkat setiap harinya. Banyaknyaprogram pemerintah serta beberapa lembaga sosial masyarakat yang belakangan ini menggalakan budaya gemar membaca, menjadi keuntungan tersendiri bagi para pelaku bisnis buku. Karena dengan adanya budaya gemar membaca, minat masyarakat untuk membaca menjadi lebih besar. Keadaan ini dijadikan sebagaipeluang usaha yang menguntungkan, termasuk bagi para pemilik toko buku.

Besarnya peluang usaha di bidang bisnis buku, menjadi salah satu alasan mengapa toko buku saat ini banyak ditemukan. Usaha ini menjadi usaha yang menguntungkan bagi para pemiliknya, karena kebutuhan masyarakat akan buku tidak akan pernah ada habisnya.

Konsumen

Target konsumen bisnis toko buku adalah semua orang yang gemar membaca dan membutuhkan buku untuk meunjang aktivitasnya sehari – hari. Mulai dari anak – anak yang masih sekolah, para mahasiswa, para pegawai, ibu rumah tangga, serta berbagai kalangan masyarakat lainnya menjadi sasaran pasar bisnis toko buku. Hampir semua orang membutuhkan buku, baik untuk menambah informasi maupun untuk sekedar mencari hiburan semata.

Info Bisnis

Untuk memulai bisnis ini, yang terpenting Anda harus gemar membaca. Jadi Anda tidak terlalu merasa sulit menjalankan bisnis ini, karena dimulai dari apa yang Anda sukai. Selain itu dengan modal gemar membaca, Anda dapat menentukan macam – macam buku yang akan Anda jual. Sebab buku yang beredar saat ini dipasaran, memiliki jutaan judul dengan berbagai macam kategorinya.

Langkah selanjutnya yaitu menentukan lokasi usaha yang strategis, usahakan pilih lokasi yang dekat dengan keramaian. Jika memungkinkan, pilih lokasi yang dekat dengan sekolah, kampus atau di kawasan pusat perbelanjaan. Ciptakan suasana toko buku Anda senyaman mungkin, sehingga konsumen betah dan tidak segan untuk kembali lagi ke toko tersebut. Misalnya saja membuka toko buku yang dikonsep dengan santai, dan menyediakan cafetaria untuk tempat baca.

Pemasaran

Pemasaran bisnis toko buku dapat dilakukan melalui iklan di media massa, selain itu Anda juga bisa mengenalkan bisnis Anda dengan mengikuti berbagai pameran buku yang sering diadakan di dalam kota maupun kota – kota sekitarnya. Sedangkan untuk menarik minat para konsumen untuk berkunjung ke toko Anda, bisa dilakukan dengan memberikan potongan harga tertentu.

Disamping itu promosi yang sekarang sering digunakan yaitu melalui media online atau internet. Dengan bantuan internet, Anda dapat membuka toko buku online juga. Jadi jangkauan pasar bisnis Anda lebih luas menjangkau konsumen dari kota atau negara lain.

Kelebihan bisnis

Menjalankan bisnis buku terbilang tidak sulit, apalagi bagi para penggemar buku. Apalagi minat masyarakat yang tidak pernah habis, menjadi salah satu kelebihan bagi bisnis ini. Selain itu modal yang diperlukan juga bisa disesuaikan dengan kondisi keungan Anda. Bila Anda memiliki modal cukup besar, bisa membuka toko dengan modal buku yang dibeli secara tunai. Namun jika modal usaha Anda terbatas, tidak perlu berkecil hati. Karena Anda tetap bisa menjalankan bisnis ini dengan menjalin kerjasama dengan penerbit buku yang melayani sistem titip jual ( konsinyasi ).

Kekurangan bisnis

Peluang bisnis toko buku juga memiliki kekurangan, omset yang diperoleh biasanya mengalami pasang surut. Karena sesuai kebutuhan masyarakat akan buku, minat masyarakat meningkat pada tahun ajaran baru atau awal semester baru saja. Pada waktu – waktu itu, omset yang diterima bisa meningkat hingga berlipat – lipat dari omset hari – hari biasa. Selain itu untuk buku – buku best seler, tidak mau menerima kerjasama konsinyasi. Jadi untuk stok buku best seller, diperlukan modal tambahan untuk membeli tunai.

Kunci sukses

Para konsumen lebih senang mengunjungi toko buku yang koleksi bukunya lengkap, harganya murah serta tempatnya nyaman untuk membaca. Semakin lengkap koleksi buku Anda, semakin banyak pula konsumen yang datang berkunjung. Selain itu berikan potongan harga tertentu, biasanya pada tahun ajaran baru banyak toko buku yang memberikan diskon tertentu untuk menarik minat konsumen. Dan yang terakhir, ciptakan seuasana toko buku yang nyaman bagi para penggemar buku. Semakin nyaman suasana toko Anda, semakin sering pula para konsumen kembali ke toko Anda.

http://whandi.net/peluang-bisnis-toko-buku.html

Memilih Waralaba Yang Tepat Untuk Wirausaha...

Berikut ini ada beberapa penuntun sebelum memilih dan mengambil keputusan untuk bergabung dengan waralaba seperti situs iklan baris.

1. Jangan minder saat berhadapan dengan staf bisnis franchise atau bisnis situs iklan baris. Biarpun mereka berhak menyeleksi Anda, sesungguhnya mereka juga membutuhkan Anda. Karena itu manfaatkan sesi-sesi wawancara dengan mereka untuk menggali habis kondisi usaha waralaba. Mereka boleh menggali informasi seputar kepribadian dan kondisi keuangan investor. Anda pun seharusnya bisa menggali berbagai informasi mendalam tentang perusahaan penyelenggara waralaba.

2. Coba kenali latar belakang perusahaan atau sang pengusaha, bonafiditas, pengalaman, potensi pasar, peta persaingan, serta keunggulan dan keunikan produk atau sistem mereka. Dari serangan balik wawancara itu Anda bisa meraba sikap mereka. Cara dan sikap ketika menjawab pertanyaan bisa Anda jadikan tolak ukur kultur usaha mereka. Semakin mereka terbuka, semakin baik. Semakin mereka misterius dan tertutup, ya semakin buruk. Ingat, kelak Anda harus saling bertukar informasi dengan mereka. Bayangkan dan perkirakan apakah Anda bisa berkomunikasi secara nyaman dengan mereka kelak?

3. Jangan segan menyelidiki kondisi keuangan pewaralaba. Kinerja mereka di masa lalu bisa menjadi pantulan prospek usaha Anda di masa depan. Pewaralaba yang baik tak akan segan membagi informasi penting ini. Waralaba yang layak pilih adalah perusahaan yang telah menghasilkan untung selama bertahun-tahun, setidaknya lebih dari 3 tahun. Tanyakan pula kinerja cabang atau gerai milik terwaralaba lama. Apakah mereka untung atau malah gulung tikar. Kalau tutup sebabnya apa, begitu pula kalau sukses resepnya apa. Tak ada salahnya kalau Anda mencoba menggali informasi langsung dari terwaralaba lama yang lebih dulu beroperasi.

4. Pilihlah brand waralaba yang sudah dikenal masyarakat. Sebagian brand waralaba luar negeri tak dikenal di sini. Tapi, kalau nama mereka cukup moncer secara internasional, ya layak dipertimbangkan. Jadi jangan segan menyelidiki reputasi mereka lewat internet atau kenalan di luar negeri.

5. Bisnis waralaba bukanlah deposito atau obligasi pemerintah yang berbunga tetap. Karena itu, jangan pertaruhkan seluruh kekayaan Anda pada bisnis yang ingin Anda masuki. Sehebat apa pun waralaba yang hendak Anda ikuti, risiko bisnis tetap ada. Soalnya, ada banyak faktor ekonomi yang tidak berada dalam kendali perusahaan atau pelaku ekonomi mana pun, sehebat apa pun sistem dan keunggulan mereka.

6. Pelajari dan cermati draf kontrak sebaik-baiknya. Jangan terburu-buru menganggukkan kepala dan berjabat tangan tanda sepakat. Ingat, semua kewajiban dan hak Anda tercatat dalam dokumen kontrak. Jadi, jangan sampai kontrak itu hanya merugikan Anda.

http://bisnisukm.com

Peluang Usaha Untuk Pelajar Atau Mahasiswa

Pulsa Elektrik Peluang Usaha Menjanjikan

Sudah tidak asing lagi bagi kita mendengar istilah berhemat atau menabung, nasehat klasik yang kebenarannya sudah pasti manfaatnya namun sering orang melupakannya untuk dilakukan. Padahal nasehat itu ditujukan supaya kita bisa memiliki persiapan dana jika sewaktu-waktu dibutuhkan atau untuk hal yang kita harapkan nantinya.

Tetapi sepertinya jarang sekali orang tua yang menasehati atau mengajarkan anaknya untuk berbisnis atau berwirausaha, padahal jika dibiasakan sejak dini, manfaatnya sungguh besar dikemudian hari, paling tidak anak-anak nantinya tidak ketergantungan dengan orang lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Informasi kali ini merupakan salah satu pilihan saja dari sekian banyak peluang usaha yang ada. Menurut kami, menekuni usaha pulsa elektrik cocok juga untuk pelajar atau mahasiswa, kenapa? Berikut beberapa alasan nya:

Pangsa pasar yang luas; tidak dipungkiri saat ini pelajar maupun mahasiswa memiliki handphone, dan teman-teman ditempat belajar jika membutuhkan pulsa bisa memesan langsung tanpa harus pergi ke konter pulsa.

Modal yang kecil; untuk menjadi agen pulsa elektrik cukup dengan memiliki satu buah handphone dengan nomor hp dari operator manapun yang sudah anda pakai saat ini, dan biaya 50.000 ribu rupiah sudah bisa memulai usaha pulsa. Modal ini kami rasa bisa didapat dengan menyisihkan uang jajan sehari-hari.

Operasional yang mudah; hanya cukup dengan sms transaksi jual beli sudah bisa dilakukan, karena barang dagangannya berupa pulsa, jadi barang tidak terlihat, bisa dibawa kemana-mana dan tidak merepotkan karena sudah menyatu dengna hp anda sendiri. Walau tidak diharuskan, dengan memiliki rekening di bank besar seperti BCA atau Mandiri

Nah, jika dengan secara konsekuen dan disiplin memanfaatkan modal yang 50.000 tadi secara terus menerus diputar kembali untuk membeli pulsa elektrik, bukan tidak mungkin uang itu akan berkembang semakin besar dan besar, karena keuntungan yang didapat dari setiap kali transaksi sekitar 500 – 2000 rupiah, atau anda bisa ambil keuntungan sesuai keinginan. Yang penting kalo dagang kan sama-sama ikhlas antara penjual dan pembeli. Coba saja jika anda simpan uang 50ribu rupiah itu di bank, belum tentu dalam sebulan mendapat bunga 1000 rupiah.

Beberapa tips menjual pulsa elektrik sesama teman:

1. Prinsip bisnis adalah bisnis harus dijalankan penuh, walau pada kenyataannya mungkin ada sedikit kelonggaran.

2. Jika memungkinkan berikan harga pulsa sedikit lebih murah dari harga pulsa di konter pulsa.

3. Berikan kemudahan transaksi pulsa bisa anda lakukan kapan saja, dan pembayaran keesokan harinya.

4. Jangan memberikan pembayaran dengan tempo hari yang terlalu lama, apalagi jika modal anda terbatas. Jelaskan bai-baik pada teman anda jika uang yang dibayarkan adalah modal anda untuk membeli stok pulsa elektrik lagi, supaya usaha anda tetap berjalan lancar.

5. Jika modal anda memang terbatas (misalkan hanya 50.000), amat sangat bijaksana jika anda hanya menjual pulsa elektrik dengan nominal yang kecil saja dulu, misal; pulsa yang 5000 atau 10.000 saja. Dengan begitu anda akan sedikit lebih banyak mendapatkan profit dan lebih cepat meningkatkan jumlah modal usaha anda.

6. Sebisa mungkin keuntungan jangan dipakai untuk kepentingan pribadi dulu, tapi dialokasikan untuk memperbesar modal belanja stok pulsa eletrik anda.

http://fajarbarupulsa.com/search/usaha+apa+yang+menjanjikan+saat+ini/

Sukses Wirausaha Waralaba Pisang Ijo

Usia memang tidak menghambat seseorang untuk mencapai sebuah prestasi dan keberhasilan. Itulah yang saat ini disandang oleh Riezka Rahmatiana, di usianya sekarang 23 tahun sudah menyandang sebagai Presiden Direktur “JustMine” nama usaha Pisang Ijo yang ditekuninya hingga membawanya mencapai keberhasilan bisnis. Pisang Ijo sebenarnya merupakan makanan tradisional khas Makasar yang berhasil ia pasarkan dengan sistem waralaba berbendera “JustMine”. Usaha makanan tradisonal ini dipandang cukup potensial memberikan keuntungan bisnis, karena bahan dasar pisang mudah didapatkan. Hanya dengan balutan tepung beras dan sedikit pewarna hijau sudah menjadi makanan yang digemari banyak orang.

Salah satu kunci keberhasilan bisnis Riezka, Finalis tingkat Nasional Wirausaha Muda Mandiri 2008, sebenarnya terletak pada kreativitasnya mengembangkan makanan Pisang hijau dalam berbagai aneka rasa. Dari Pisang Ijo tradisional dikembangkan dalam berbagai aroma rasa seperti pisang ijo rasa vanila, pisang ijo rasa strowberi , rasa coklat dan durian. Semangkuk pisang ijo yang disiram cairan fla yang gurih akan semakin nikmat dihidangkan dengan pecahan es batu yang dingin.

Selain kreativitasnya mengembangkan produk pisang ijo, keberhasilan usahanya diawali dari semangat kewirausahaan yang ia miliki. Keputusan untuk berwirausaha di sela-sela kesibukan kuliah sempat tidak disetujui oleh orang tuanya. Mereka menganjurkan untuk mencari pekerjaan lain yang cukup aman. Sebelum memulai berwirausaha pisang ijo ini Riezka sempat bekerja di beberapa tempat dari mulai MLM, penjual pulsa Seluler hingga bekerja di cafe. Hasil bekerja pada beberapa pekerjaan inilah yang menjadi modal dia untuk memulai usaha berjualan Pisang ijo ini. Motivasi berwirausaha muncul dari inspirasi Buku Cashflow Quadrant yang menyatakan tidak ada karyawan yang bisa memperoleh penghasilan tak terbatas. Hanya dengan berwirausaha bisa memperoleh penghasilan tak terbatas. Pilihan dijatuhkan pada kawasan kota Bandung sebagai tempat pengembangan Usaha Pisang Ijo ini, dengan segmen pasar mahasiswa.

Untuk mengembangkan usahanya ini Riezka membuka peluang untuk berinvestasi bagi siapa saja yang berminat dengan sistem waralaba Pisang Ijo. Sampai saat ini sudah ada 10 gerai pewaralaba pisang ijo yang tersebar di kota Bandung. Untuk menjamin keuntungan bersama denga para mitra, proses seleksi mitra waralaba pisang hijau cukup cermat, dengan memperhitungkan lokasi pasar dan besarnya potensi pasar pisang ijo tersebut. Tidak semata-mata faktor uang dari calon mitra, karena pada dasarnya semua harus sama-sama mendapat keuntungan dan keberhasilan. Berkat kerja keras dan ketekunan usaha serta inovasi bisnisnya perlahan namun pasti bisnis waralaba pisang ijo semakin merambah ke berbagai penjuru kota Bandung.

http://galeriukm.web.id/profil-usaha/sukses-wirausaha-waralaba-pisang-ijo

Sukses Wirausaha Waralaba Pisang Ijo

Wirausaha Waralaba Pisang Ijo

Usia memang tidak menghambat seseorang untuk mencapai sebuah prestasi dan keberhasilan. Itulah yang saat ini disandang oleh Riezka Rahmatiana, di usianya sekarang 23 tahun sudah menyandang sebagai Presiden Direktur “JustMine” nama usaha Pisang Ijo yang ditekuninya hingga membawanya mencapai keberhasilan bisnis. Pisang Ijo sebenarnya merupakan makanan tradisional khas Makasar yang berhasil ia pasarkan dengan sistem waralaba berbendera “JustMine”. Usaha makanan tradisonal ini dipandang cukup potensial memberikan keuntungan bisnis, karena bahan dasar pisang mudah didapatkan. Hanya dengan balutan tepung beras dan sedikit pewarna hijau sudah menjadi makanan yang digemari banyak orang.

Salah satu kunci keberhasilan bisnis Riezka, Finalis tingkat Nasional Wirausaha Muda Mandiri 2008, sebenarnya terletak pada kreativitasnya mengembangkan makanan Pisang hijau dalam berbagai aneka rasa. Dari Pisang Ijo tradisional dikembangkan dalam berbagai aroma rasa seperti pisang ijo rasa vanila, pisang ijo rasa strowberi , rasa coklat dan durian. Semangkuk pisang ijo yang disiram cairan fla yang gurih akan semakin nikmat dihidangkan dengan pecahan es batu yang dingin.

Selain kreativitasnya mengembangkan produk pisang ijo, keberhasilan usahanya diawali dari semangat kewirausahaan yang ia miliki. Keputusan untuk berwirausaha di sela-sela kesibukan kuliah sempat tidak disetujui oleh orang tuanya. Mereka menganjurkan untuk mencari pekerjaan lain yang cukup aman. Sebelum memulai berwirausaha pisang ijo ini Riezka sempat bekerja di beberapa tempat dari mulai MLM, penjual pulsa Seluler hingga bekerja di cafe. Hasil bekerja pada beberapa pekerjaan inilah yang menjadi modal dia untuk memulai usaha berjualan Pisang ijo ini. Motivasi berwirausaha muncul dari inspirasi Buku Cashflow Quadrant yang menyatakan tidak ada karyawan yang bisa memperoleh penghasilan tak terbatas. Hanya dengan berwirausaha bisa memperoleh penghasilan tak terbatas. Pilihan dijatuhkan pada kawasan kota Bandung sebagai tempat pengembangan Usaha Pisang Ijo ini, dengan segmen pasar mahasiswa.

Untuk mengembangkan usahanya ini Riezka membuka peluang untuk berinvestasi bagi siapa saja yang berminat dengan sistem waralaba Pisang Ijo. Sampai saat ini sudah ada 10 gerai pewaralaba pisang ijo yang tersebar di kota Bandung. Untuk menjamin keuntungan bersama denga para mitra, proses seleksi mitra waralaba pisang hijau cukup cermat, dengan memperhitungkan lokasi pasar dan besarnya potensi pasar pisang ijo tersebut. Tidak semata-mata faktor uang dari calon mitra, karena pada dasarnya semua harus sama-sama mendapat keuntungan dan keberhasilan. Berkat kerja keras dan ketekunan usaha serta inovasi bisnisnya perlahan namun pasti bisnis waralaba pisang ijo semakin merambah ke berbagai penjuru kota Bandung.

http://galeriukm.web.id/profil-usaha/sukses-wirausaha-waralaba-pisang-ijo

Profil Pengusaha Sukses Indonesia

Ir Ciputra Pengusaha Sukses, Sebuah Inspirasi

Profil dan Otobiografi Singkat Ir. Ciputra

Ir. Ciputra (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931; umur 77 tahun) adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia. Ciputra menghabiskan masa kecil hingga remajanya di sebuah desa terpencil di pojokan Sulawesi Utara. Begitu jauhnya sehingga desa itu sudah nyaris berada di Sulawesi Tengah. Jauh dari Manado, jauh pula dari Palu. Sejak kecil Ciputra sudah merasakan kesulitan dan kepahitan hidup. Terutama saat bapaknya ditangkap dan diseret dihadapannya oleh pasukan tak dikenal, dituduh sebagai mata-mata Belanda/ Jepang dan tidak pernah kembali lagi (pada tahun 1944). Ketika remaja sekolah di SMP Frater Donbosco Manado.

Ketika tamat SMA, kira-kira saat dia berusia 17 tahun, dia meninggalkan desanya menuju Jawa, lambang kemajuan saat itu. Dia ingin memasuki perguruan tinggi di Jawa. Maka, masuklah dia ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Keputusan Ciputra untuk merantau ke Jawa tersebut merupakan salah satu momentum terpenting dalam hidupnya yang pada akhirnya menjadikan Ciputra orang sukses. Keputusan Ciputra untuk merantau ketika tamat SMA merupakan keputusan yang tepat, karena pada usia tersebut muncul adanya keinginan untuk bebas yang disertai rasa tanggung jawab pada diri individu. Ciputra adalah perantau yang sempurna. Dia mendapatkan kebebasan, tapi juga memunculkan rasa tanggung jawab pada dirinya.

Bagi Ciputra, perintis pengembang properti nasional sekaligus pembangun 20 kota satelit di seluruh Indonesia, pengalaman hidup susah sejak kecil adalah pemicu kesuksesannya. Ciputra yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah 77 tahun lalu, harus merasakan kerasnya hidup sejak usia 12 tahun, tanpa ayah. Sang ayah ditangkap tentara pendudukan Jepang dan akhirnya meninggal di penjara.

Sebagai bungsu dari 3 bersaudara, Ciputra kecil harus bergelut dengan berbagai pekerjaan untuk mencari uang membantu sang ibu yang berjualan kue. Ciputra yang mengaku sangat bandel dan nakal sejak kecil, juga harus berjalan kaki tanpa alas kaki sejauh 7 kilometer ke sekolah setiap hari. Kenakalan Ciputra terlihat dari sifatnya yang seenaknya sendiri. Saat disuruh belajar bahasa Belanda, Jepang atau China, dia malas. Dia hanya mau belajar bahasa yang dianggapnya akan berguna baginya, yaitu bahasa Indonesia. Akibatnya, saat usia 12 tahun dia masih di kelas 2 SD karena berkali-kali tinggal kelas.

Pasca ditinggal sang ayah, barulah Ciputra bangkit dan mau belajar giat hingga selalu menjadi nomor 1 di sekolah. Kegemilangan prestasi Ciputra terus berlanjut hingga mampu menamatkan kuliah di jurusan arsitektur ITB. Setelah lulus kuliah, jiwa wirausaha Ciputra mengantarkannya menjadi raksasa pengembang properti di tanah air lewat PT Pembangunan Jaya saat itu, dan akhirnya menjadi grup Ciputra. Dan hingga kini, berbagai bangunan properti yang menghiasi wajah Jakarta, tak bisa dilepaskan dari campur tangan seorang Ciputra.


CIPUTRA, Pengusaha asal Sulawesi Tengah

Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 20-an tahun kemudian, Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan. Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. ``Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek,`` kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.

Ciputra memang hampir tidak pernah mandek. Untuk melengkapi 11 unit fasilitas hiburan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta -- proyek usaha Jaya Group yang cukup menguntungkan -- telah dibangun "Taman Impian Dunia". Di dalamnya termasuk "Dunia Fantasi", "Dunia Dongeng", "Dunia Sejarah", "Dunia Petualangan", dan "Dunia Harapan". Sekitar 137 ha areal TIJA yang tersedia, karenanya, dinilai tidak memadai lagi. Sehingga, melalui pengurukan laut (reklamasi) diharapkan dapat memperpanjang garis pantai Ancol dari 3,5 km menjadi 10,5 km.

Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang "bengis". Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. "Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng," kata Ciputra.

Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. "Lambaian tangan Ayah masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga," tuturnya sendu. Sejak itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah -- dengan berjalan kaki sejauh 7 km. Mereka hidup dari penjualan kue ibunya.

Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan -- berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. ``Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen,`` tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.

Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik. Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.

Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: realestate.

Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.

Ir. Ciputra Menghadapi Krisis Ekonomi

Keran KPR yang mulai mengucur, membuat aktivitas PT Ciputra Development terdengar lagi. Kelompok usaha ini semakin giat beriklan. Akankah Ciputra segera berjaya kembali? Akibat krisis ekonomi yang melanda negeri ini, sebagaimana kebanyakan pengusaha properti lainnya, Ciputra pun harus melewati masa krisis dengan kepahitan. Padahal, serangkaian langkah penghematan telah dilakukan. Grup Ciputa (GC), misalnya, terpaksa harus memangkas 7 ribu karyawannya, dan yang tersisa cuma sekitar 35%.

Lantas, semua departemen perencanaan di masing-masing anak perusahaan segera ditutup dan digantikan satu design center yang bertugas memberikan servis desain kepada seluruh proyek. Jenjang komando 9 tingkat pun dipotong menjadi 5. Akibatnya, banyak manajer kehilangan pekerjaan. Lebih pahit lagi: kantor pusat GC yang semula berada di Gedung Jaya, Thamrin, Jakarta Pusat, terpaksa pindah ke Jl. Satrio -- kompleks perkantoran milik GC. Paling tidak, dengan cara semacam itu, GC bisa menghemat Rp 4 miliar/tahun.

Sementara Harun dan tim keuangannya -- setelah susut menjadi 7 orang dan gajinya dipotong hingga 40% -- hengkang ke salah satu lantai Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Di tempat itu, mereka menyewa beberapa ruangan. Selebihnya, kabar yang menjadi rahasia umum: utang GC macet total.

Menurut Harun, para petinggi CD waktu itu sadar betul kondisi yang ada tidak bakalan berubah secepat yang dibayangkan. Soalnya, berlalunya krisis moneter yang belakangan bermetamorfosis menjadi krisis multidimensional sejatinya berada di luar kendali mereka. Celah yang masih terbuka hanyalah konsolidasi internal dan restrukturisasi perusahaan.

Maka, selain memangkas biaya operasional secara drastis, CD pun segera menerapkan strategi pemasaran baru: menjual kapling siap bangun. Kata Harun, selain CD kala itu hanya menyimpan sedikit stok rumah siap huni, perubahan strategi pemasaran ini juga dilakukan untuk membidik konsumen berkantong tebal. Maklumlah, mengharapkan KPR ibarat pungguk merindukan bulan. Adapun yang tersisa, ya itu tadi, pasar kalangan kelas menengah-atas. Mereka biasanya lebih suka membeli kapling karena dapat menentukan sendiri desain rumahnya.

Keuntungan lain menjual kapling tanah: berkurangnya biaya operasional. Masih menurut Harun, dengan menjual kapling siap bangun, CD cuma berkewajiban menyediakan infrastruktur seperti telepon, air, listrik dan jalan. Memang, ketimbang membangun rumah siap huni, biaya penyediaan infrastruktur relatif jauh lebih murah. Dalam perhitungan Harun, biaya yang dikeluarkan per m2-nya cuma Rp 90 ribu.

Sementara itu, bila membangun rumah siap huni, CD mesti siap menerima kenyataan jika harga bahan-bahan bangunan meningkat pesat. Besi, misalnya. Setelah kurs rupiah terhadap US$, harganya naik 60%. Sementara semen dan keramik, masing-masing meningkat menjadi 40% dan 30%. Jadi, "Tak ada alasan tidak menerapkan strategi itu," ujar Harun. Kebijakan itu berlaku di Jakarta dan di Surabaya.

Guna mendukung strategi di atas, program-program above the line juga tak luput dikoreksi. Hasilnya, dari monitoring yang dilakukan, para petinggi CD akhirnya berkesimpulan, mubazir bila beriklan gencar di masa krisis. "Seperti membunuh tikus dengan memakai bom," jelas Harun. Alhasil, pilihan kemudian jatuh pada penjualan langsung. Bahannya diolah dari database konsumen milik CD. Dan supaya lebih terarah, database diolah lewat pembentukan klub-klub penjualan, di Jakarta maupun Surabaya.

Namun, apa daya, meski harga kapling siap bangun belum dinaikkan dan tim pemasaran bekerja sekeras mungkin, toh strategi itu tidak langsung membuahkan hasil yang memuaskan. Lebih dari Tiga bulan, konsumen yang tertarik dengan ratusan hektare tanah matang milik CD yang dijual dalam bentuk kapling siap bangun -- dari total 1.800 har landbank (tanah mentah) CD yang tersebar di Jakarta dan Surabaya -- bisa dihitung dengan jari.

Kata Harun, petinggi CD lagi-lagi sadar para pemilik uang sesungguhnya lebih memilih mendepositokan uangnya ketimbang membeli kaping siap bangun. Maka, "Tahun 1998 adalah tahun yang paling sulit yang pernah dilalui CD," kenangnya. Masalahnya, uang yang masuk selama setahun cuma Rp 40 miliar.

Itulah nilai total hasil penjualan lima proyek perumahan di Jakarta dan Surabaya milik CD. Jelas, ketimbang tahun-tahun sebelumnya, saat kondisi ekonomi masih normal, kenyataan tersebut benar-benar menyakitkan. Sebelum krisis, dari satu proyek saja, CD bisa meraup uang sebanyak Rp 10 miliar/bulan. Artinya, angka Rp 40 miliar tersebut biasanya dicapai hanya dalam sebulan.
Yang lebih menyesakkan, menurut sumber SWA, Pak Ci ikut-ikutan menambah beban psikologis pasukannya. Hampir setiap hari CEO GC itu uring-uringan tanpa sebab yang jelas. Seingatnya,waktu itu Pak Ci jarang bertanya kepada anak buahnya bagaimana sebenarnya kondisi di lapangan. "Ia malah seperti tak habis-habisnya melakukan pressure kepada timnya," jelas si sumber.

Dan lucunya lagi, bahkan di luar dugaan banyak orang -- sang sumber sendiri kaget luar biasa -- Pak Ci sampai-sampai "menodong" seorang pemuka agama agar jemaat gerejanya membeli kapling siap bangun di salah satu proyek perumahan CD. "Benar-benar tidak masuk akal," ungkap sumber. Benarkah? "Bohong. Kalau stres, siapa yang tidak stres waktu itu," bantah Harun.

Untunglah, bersamaan turunnya suku bunga deposito di awal 1999, strategi itu mulai menampakkan hasil. Kecil memang, tapi, "Kami sudah mulai sibuk," ujar Harun. Ia menunjuk aktivitas penjualan kapling siap bangun, khususnya yang di Surabaya. "Di kota ini, penjualannya cukup bagus."

Sayang, Harun tak bersedia menyebutkan nilai transaksi di Kota Buaya. Yang jelas, tidak seperti di Jakarta, jumlah item kapling siap bangun yang ditawarkan CD di Surabaya lumayan variatif. Dari segi luas contohnya, 1.200-2.000 m2 dengan harga jual minimal: Rp 600 ribu/meter2. Selain itu, ada pula kapling golf -- posisinya berhadapan atau di sekitar lapangan golf. "Kapling jenis ini, sekalipun lebih mahal, tampak paling disukai," jelas Harun.

Bagaimana dengan Jakarta? Kendati kapling yang dijual hanya berukuran 200-500 m2, angka penjualannya tidak sebagus di Surabaya. Dan kapling yang disukai konsumen kebanyakan yang berukuran 400 m2 seharga Rp 225-500 ribu/m2. Menurut Harun, hal itu terjadi karena tingkat persaingan di Jakarta lebih ketat ketimbang di Surabaya. Soalnya, "Ada banyak proyek serupa di sini," ujarnya. Dan, yang lebih penting, kapling golf bukanlah hal yang istimewa bagi banyak konsumen metropolitan. "Jadi, penawaran kami sama seperti yang lain. Karena itu pula, bisa jadi konsumen mencari yang lebih murah."

Seperti yang sudah-sudah, tutur menantu Ciputra itu, kebutuhan konsumen di Jakarta sejatinya adalah rumah siap huni yang dilengkapi fasilitas KPR. Karena itu, bermodalkan pendapatan hasil penjualan kapling siap bangun plus tersedianya sarana KPR, CD pun mulai menggiatkan pembangunan rumah siap huni, di Citra Raya Tangerang, Citra Indah Jonggol, Citra Grand Cibubur ataupun Citra Cengkareng.

Bersamaan waktunya, CD pun kembali rajin beriklan. Namun, tidak seperti tiga tahun lalu, kini belanja iklannya diatur ketat. Indikator pertama yang dihitung sebelum mengeluarkan uang untuk berpromosi di berbagai media cetak adalah jumlah total hari libur dalam setiap bulan. Yang jelas, sebulan CD beriklan tak lebih dari tiga kali. "Bukan apa-apa. Kami hanya ingin iklan itu bisa efektif mencapai sasaran," katanya. Ia menambahkan, klub-klub penjualan yang dulu sempat dibentuk tetap diteruskan.

Hanya saja, lagi-lagi sayang, Harun mengaku tidak ingat persis jumlah uang yang masuk ke kocek CD setelah perusahaan properti yang dipimpinnya itu kembali rajin beriklan. Ia hanya mengatakan, "Cash flow kami cukup aman." Ditambah semakin membaiknya daya beli konsumen, Harun pun optimistis, CD dan GC bisa berkibar kembali. Namun, tentu saja, ia mengaku, "Tidak seperti dulu lagi."

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Ir%20Ciputra%20Pengusaha%20Sukses,%20Sebuah%20Inspirasi&&nomorurut_artikel=314